CILEGON, WILIP. ID- Pondok Pesantren Fajrul Karim menggelar wisuda untuk Angkatan Ke-8 tahun ajaran 2023-2024, meluluskan 41 santri, dengan 39 di antaranya merupakan penghafal Al-Quran 30 Juz.

Pesantren ini memiliki unit pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA, dengan komitmen mencetak kader penghafal Al-Quran.

“Alhamdulillah, dengan menginjak usia 15 tahun, Ponpes Fajrul Karim telah meluluskan sebanyak 141 santri penghafal Al-Quran 30 Juz. Dari 141 santri tersebut, hanya 7 santri yang mendapat reward umroh,” kata Ketua Yayasan Fajrul Karim KH. Mulhat Ali Nuh, LC., MA, kepada Wilip Online, Senin, 1 Juli 2024.

KH. Mulhat Ali Nuh juga menceritakan bahwa gedung pertama pesantren, yang dikenal sebagai Asrama Qatar, dibangun pada 1 Juli 2009 berkat sumbangsih para dermawan dari Indonesia yang bekerja di Qatar.

“Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada para dermawan yang telah membantu Fajrul Karim. Semoga amal kebaikan mereka dibalas oleh Allah SWT,” ucapnya.

Ponpes Fajrul Karim juga mencatat berbagai prestasi, seperti juara 1 badminton se-Banten, juara O2SN, dan prestasi dalam pramuka.

Pesantren ini juga aktif dalam berbagai kompetisi nasional, termasuk di Palembang dan Jakarta dalam bidang penghafalan Al-Quran.

“Visi kami adalah mencetak calon ulama baik dalam bidang syariah maupun kauniyah (umum) yang berakhlak mulia dan penghafal Al-Quran. Lulusan kami ada yang melanjutkan ke UIN Banten, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan bahkan Universitas Indonesia (UI). Beberapa lulusan juga melanjutkan studi ke luar negeri, seperti Rusia, Mesir, Yaman, Malaysia, Turki, dan negara lainnya,” tambah KH. Mulhat Ali Nuh.

Zaskia, salah satu santri kelas 12 SMA, menyatakan bahwa Ponpes Fajrul Karim adalah tempat yang sangat baik untuk menghafal Al-Quran.

“Tempat ini sangat nyaman dengan banyak pepohonan, sehingga membuat hafalan kami lebih tenang. Selain menghafal Al-Quran, kami juga mendapatkan pelajaran dinas dan pondok,” kata Zaskia dengan nada gembira.

Zaskia juga mengaku akan melanjutkan kuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan mengucapkan terima kasih kepada para guru yang telah membimbingnya selama 6 tahun.

“Kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika kami pernah berbuat salah,” ujarnya.